PatriaPos.Com – Pihak berwenang sedang melakukan proses penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan penjualan produk non-halal di rumah makan legendaris Ayam Goreng Widuran di Kota Solo, Jawa Tengah.
Langkah ini diambil setelah Wali Kota Solo, Resati Ardi, melakukan inspeksi mendadak di tempat tersebut.
Dalam sidak yang berlangsung, Wali Kota Resati memerintahkan agar rumah makan Ayam Goreng Widuran tutup sementara waktu hingga proses asesmen atau pengkajian selesai.
Hal ini dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar di masyarakat terkait dugaan penggunaan bahan non-halal tanpa label yang jelas.
“Sudah saya sampaikan, demi kebaikan bersama, mereka bersedia untuk menutup,” ujar Wali Kota Resati Senin, (26/5).
Sayangnya, saat sidak berlangsung, pemilik rumah makan tidak berada di tempat. Meskipun demikian, Wali Kota Resati masih meminta kepada karyawan untuk menutup sementara rumah makan sampai proses penilaian selesai.
Menurut Wali Kota Resati, tindakan ini dilakukan demi menjaga kerukunan umat beragama dan melindungi hak konsumen untuk mengetahui informasi yang jelas terkait produk yang dijual.
“Tempat ini telah beroperasi selama 50 tahun dan ditujukan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama.”
Mengenai perlindungan konsumen itu yang paling, penting. Konsumen itu dilindungi haknya untuk mengetahui barang apa yang dijual sesuai dengan keterangan yang ada,” tegas Wali Kota Resati.
Sementara itu, manajemen Ayam Goreng Widuran telah menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi melalui akun Instagram resminya.
Mereka juga telah mencantumkan keterangan non-halal di seluruh outlet dan media sosial resmi sebagai langkah awal untuk memperbaiki situasi.
Kasus ini alhasil menjadi sorotan publik setelah beredar informasi di media sosial bahwa rumah makan Ayam Goreng Widuran diduga melakukan penipuan dengan mengklaim produknya sebagai halal, padahal tidak mencantumkan label non-halal secara eksplisit. Hal ini mengundang keprihatinan masyarakat, terutama dari kalangan umat Muslim.
Tak hanya itu, para warganet juga menunjukkan keprihatinan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sang pemilik usaha. Berbagai komentar pun mencuat di media sosial.
Beragam respons membanjiri unggahan permintaan maaf dari sang owner. Salah satu pengguna media sosial menuliskan.
“Yang punya warung plus karyawannya parah sih. Ada orang beli sekeluarga pakai hijab, kok ya nggak bilang kalau itu non-halal,” tulis akun @ran***.
Pihak berwenang saat ini sedang melakukan pendalaman informasi dan pengumpulan bukti untuk memastikan kebenaran dugaan tersebut. Hasil asesmen yang dilakukan akan menentukan langkah selanjutnya, baik terkait sanksi administratif maupun tindakan hukum lainnya.